Tradisi Budaya Legenanan ( Sedekah Bumi ) Di Desa Masin

  • Jul 09, 2020
  • masin
  • SENI DAN KEBUDAYAAN

Masyarakat Jawa memang terkenal dengan beragam jenis tradisi budaya, baik tradisi kultural yang bersifat harian, bulanan, hingga yang bersifat tahunan, semuanya ada dalam tradisi budaya Jawa. Salah satu tradisi masyarakat Jawa yang sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan, dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat Jawa pada setiap tahunnya adalah tradisi Legenanan, yang mungkin pada masyarakat desa lain tradisi ini dikenal dengan tradisi sedekah bumi. Tradisi legenanan ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di desa Masin yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang terdahulu yang dilaksanakan pada hari rabu kliwon pada bulan legeno ( dzul qo’dah). legenanan bentuk akulturasi antara Islam dengan budaya Jawa yang ada dalam tradisi Legenanan, adapun sesaji di legenonan diantaranya sego tumpeng sundul langit, bawang merah, cabai merah, terasi udang, daging kerbau, belalang, jangkrik (gangsir), jajan pasar ( tonto, rengginang, untir-untir, jipang, kembang duren, jolobio, roti tawar, pisang emas ), semua itu terkandung maksud bahwa “ semua makhluk hidup yang diatas dan dibawah bumi bersama-sama menyatu dalam kesatuan menyebah kepada sang pencipta ( ALLAH ) yang memberi warna pada cabai merah,”. Di desa Masin sendiri Acara Legenanan dengan pembacaan Manakib, yasin & tahlil  terkandung maksud sebagai Rasa Syukur kepada ALLAH yang telah memberikan keseburan tanah, ketentraman, terhindar dari bencana alam dan wabah penyakit , serta untuk mendo’akan serta mengenang jasa-jasa para pahlawan, ulama & kyai yang sudah berjuang dan berjasa didesa Masin.